anak tidak belajar sesuai dengan jadwal belajar yang telah disepakati
CBBlogger. Film Kartun Anak Updated at: 10.25. Membahas tentang tontonan anak maka topic yang cukup hangat adalah film kartun anak yang mendidik. Sebuah problem yang ingin diselesaikan oleh para penggiat perlindungan anak. Anak berkembang dengan melihat, sehingga memikirkan tontonan yang baik
setiapanak memiliki ciri khas sendiri dan kebutuhan belajar siswa satu dengan yang lainnya tidak bisa disamakan. Asmanai (2012:135) mempertegas mengenai kurikulum dalam homeschooling anak yang akan menjadi subyek kurikulum, sehingga pada akhirnya kurikulum yang akan menyesuaikan dengan anak. Hal tersebut dapat dilihat pada Distance Learning
Dalamproses ‘menuntun’ anak diberi kebebasan namun pendidik sebagai ‘pamong’ dalam memberi tuntunan dan arahan, agar anak tidak kehilangan arah dan membahayakan dirinya. Peserta didik bersama kelompoknya masing-masing melakukan kegiatan pembelajaran sesuai desain kegiatan yang telah disepakati. Pertama-tama, guru melakukan
Guruorang tua atau wali dari peserta didik memberikan tanda tangan pada sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan harian, memastikan penugasan diberikan sesuai jadwal dan meminta untuk dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus mengambil jadwal dan penugasan untuk pekan berikutnya.
Dansemua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terima kasih pendampingan khusus seperti anak TK dan SD. Pendampingan belajar yang dilakukan terhadap anak asuh merupakan pendampingan yang sesuai dengan program kerja yang telah disepakati. Proses pendampingan belajar anak asuh
Lirik Lagu Tak Ingin Usai. Anak malas belajar merupakan kondisi yang wajar. Namun, tidak sedikit orangtua yang mengkhawatirkan kondisi ini. Terlebih lagi, jika kemalasan ini membuat prestasi belajar anak Anda kian tertinggal dari teman-temannya. Namun, Anda tidak perlu terlalu khawatir, ada beberapa cara mengatasi malas belajar pada anak yang dapat diterapkan. Cara mengatasi malas belajar pada anak Cara mengatasi malas belajar pada anak dapat dilakukan dengan membuatnya lebih disiplin dan termotivasi untuk belajar. Beberapa cara berikut dapat Anda lakukan untuk membantu mendorongnya keluar dari kemalasan belajar. 1. Memberikan perhatian pada kegiatan belajar anak Cara mengatasi malas belajar dapat dimulai dari meningkatkan kepedulian anak akan pentingnya belajar. Mulailah bertanya tentang apa yang dipelajarinya di sekolah, bagaimana kondisi belajar, atau proses belajar seperti apa yang dijalaninya di sekolah. Anda juga dapat duduk bersamanya saat dia belajar di rumah dan menunjukkan kepedulian Anda pada pelajarannya. Lakukan hal tersebut sebagai kebiasaan rutin. Tindakan ini akan menunjukkan sikap peduli Anda pada pendidikan dan proses belajar anak. Sehingga, kepedulian anak pada pendidikannya dapat meningkat dan mulai menyikapi aktivitas belajarnya sebagai hal yang penting. 2. Membuat jadwal belajar di rumah Cara mengatasi malas belajar selanjutnya adalah dengan membiasakan anak disiplin menjalani jadwal belajar. Jelaskan bahwa Anda tidak akan melarangnya bermain atau menjalankan hobinya, selama anak belajar pada jadwal yang telah disepakati bersama. 3. Siapkan kondisi belajar yang kondusif Saat memasuki jadwal belajar anak, pastikan anak mendapatkan suasana mendukung untuk belajar. Matikan TV dan jauhkan apa saja yang bisa mengusik perhatiannya. Memiliki meja atau ruang belajar sendiri dengan pencahayaan yang sesuai, juga bisa membuat anak lebih siap belajar. 4. Jadikan hobi sebagai motivasi Perbolehkan anak bermain game setelah jam belajar atau setelah menyelesaikan PR-nya. Berikan anak buku cerita atau mainan baru saat nilai ujiannya bagus. Semua itu akan membuat anak semakin termotivasi untuk belajar. Anak pun akan merasa bahwa usahanya untuk belajar mendapatkan apresiasi. 5. Kenali cara belajar yang efektif bagi anak Setiap anak memiliki cara belajar yang berbeda. Ada yang menikmati gurunya menerangkan, membaca buku, atau lebih menyukai ilustrasi bergambar. Beberapa anak mungkin lebih efektif belajar secara audio visual atau dengan permainan interaktif. Anda dapat mencoba metode-metode belajar terbaik bagi Si Kecil sebagai cara mengatasi malas belajar pada anak. 6. Jangan memojokkan saat nilai anak tidak sesuai harapan Saat anak mendapatkan nilai di bawah harapan, memarahi atau menyudutkannya tidak akan menjadi motivasi positif. Duduklah bersama anak, bahas apa yang menjadi kesulitannya dan mencari solusi bersama dapat membantu Anda dan anak mendapatkan jalan keluar terbaik. 7. Meminta bantuan psikolog pendidikan Jika kesulitan mencari cara mengatasi malas belajar pada anak, ada baiknya Anda mencoba menggunakan jasa seorang psikolog pendidikan. Psikolog atau konsultan pendidikan adalah seseorang yang dapat membantu anak dengan gangguan kesulitan belajar. Baca JugaBeragam Cara Mengatasi Ngantuk di Kelas yang Patut DicobaKarakteristik Generasi Alpha dan Cara MendidiknyaSekolah Inklusi dan Kelebihannya untuk Anak Berkebutuhan Khusus Penyebab anak malas belajar Kesulitan memahami materi dapat menyebabkan anak malas belajar Selain itu, cara mengatasi malas belajar di atas akan lebih efektif jika Anda bisa mengidentifikasi penyebab kemalasan anak. Berikut adalah sejumlah kemungkinan penyebab anak malas belajar. 1. Tidak menganggap penting kegiatan belajar Sikap malas belajar pada anak dapat disebabkan karena Si Kecil merasa belajar merupakan hal yang tidak penting. 2. Merasa bosan Salah satu alasan anak tidak suka belajar di rumah atau mengerjakan PR, bisa jadi karena ia merasa bosan. Hal ini bisa dikarenakan media belajar yang kurang sesuai atau materi belajar yang tidak disukainya sehingga anak menjadi jenuh. 3. Kesulitan memahami materi Merasa buntu atau tidak mengalami kemajuan dapat membuat anak merasa enggan untuk belajar. Mendapatkan nilai buruk juga bisa membuat motivasi anak belajar semakin menurun. 4. Lingkungan belajar tidak kondusif Lingkungan yang tidak mendukung, seperti televisi yang menyala atau kondisi berisik, juga bisa menjadi penyebab anak malas belajar. Waspadai jika anak juga merasa malas ke sekolah, mungkin saja ia mendapatkan tekanan di lingkungan sekolahnya. 5. Memiliki gangguan belajar internal Beberapa kondisi yang dialami anak juga dapat membuatnya kesulitan belajar sehingga menimbulkan rasa malas pada dirinya. Misalnya, jika anak mengalami disleksia. Cara paling efektif untuk mengetahui penyebab anak malas belajar adalah dengan bertanya langsung kepadanya. Selain itu, Anda juga dapat bertanya pada guru sekolahnya dan melakukan pengamatan terhadap kondisi lingkungan belajar anak selama ini. Anda juga bisa berkunjung ke konsultan pendidikan untuk membantu anak memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Tentunya, selaku orangtua, Anda bisa mendampingi anak saat melakukan konsultasi. Anda juga dapat berkonsultasi terkait cara mengatasi malas belajar yang efektif untuk diterapkan pada anak Anda. Jika Anda punya pertanyaan lebih lanjut seputar parenting, Anda bisa bertanya dengan dokter di aplikasi kesehatan keluarga SehatQ secara gratis. Unduh aplikasi SehatQ sekarang di App Store atau Google Play.
- Mengumpulkan tugas tepat waktu merupakan salah satu tindakan yang disiplin, sekaligus kewajiban seorang pelajar. Tindakan atau kebiasaan ini jika dilakukan secara rutin akan membawa dampak positif bagi diri pelajar maupun lingkungan sekitarnya. Tepat waktu mengumpulkan tugas dapat diartikan sebagai kegiatan menyerahkan atau mengumpulkan tugas sesuai waktu yang telah disepakati bersama atau dari buku Pengelolaan Kinerja Dosen dan Budaya Akademik 2018 karya M. Sugeng Sholehuddin, mengumpulkan tugas tepat waktu akan menuntun pelajar untuk bisa belajar disiplin waktu serta menumbuhkan sikap konsisten. Datang ke sekolah dan mengumpulkan tugas tepat waktu adalah kewajiban seorang pelajar. Mengapa hal tersebut merupakan kewajiban? Apa dampaknya ketika kita tidak melakukannya? Siapa saja yang akan kita rugikan? Baca juga Dampak Sikap Bijaksana Terhadap Tumbuhan bagi Lingkungan Berikut contoh kunci jawaban materi tema 3 kelas 6 mengenai kewajiban mengumpulkan tugas tepat waktu bagi pelajar Mengumpulkan tugas tepat waktu adalah kewajiban pelajar Dalam jurnal berjudul Model Konseling Kelompok dengan Teknik Penguatan Positif untuk Mereduksi Prokrastinasi Akademik Siswa 2017 oleh Linda Dwi Sholikhah dan kawan-kawan, mengumpulkan tugas tepat waktu merupakan salah satu kewajiban seorang pelajar. Dikatakan kewajiban karena mengumpulkan tugas tepat waktu merupakan aturan yang harus ditaati pelajar di sekolah. Hal ini dapat melatih diri pelajar untuk bisa bertanggung jawab dan juga memupuk rasa disiplin. Dampak tidak mengumpulkan tugas tepat waktu Dampak negatif yang dihasilkan dari tidak mengumpulkan tugas waktu adalah rasa disiplin menjadi berkurang, dikhawatirkan kebiasaan ini akan selalu dilakukan jika tidak diubah. Selain itu, dampak negatif lainnya adalah tugas jadi menumpuk, ketinggalan pelajaran, tidak fokus ketika belajar atau mendengarkan penjelasan guru, memiliki kebiasaan untuk menyepelekan tugas, dan mengingkari tanggung jawab sebagai seorang pelajar. Baca juga Dampak Menanam Tumbuhan bagi Lingkungan dan Orang Lain Siapa yang akan dirugikan? Pihak pertama yang akan dirugikan adalah diri pelajar sendiri. Karena nilai jadi jelek, tugas menumpuk, dan ketinggalan pelajaran. Pihak lain yang dirugikan adalah guru, karena penilaian menjadi terhambat. Terakhir, pihak lain yang akan dirugikan adalah orang tua, mereka akan merasa sedih ketika tahu nilai pelajar jelek atau pelajar ketinggalan pelajaran karena tidak mengumpulkan tugas tepat waktu. Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Saat memutuskan untuk memberikan pendidikan anak melalui homeschooling, tentu Anda harus memikirkan beberapa pertimbangan secara matang. Pasalnya, terdapat beberapa perbedaan antara homeschooling dan sekolah formal, berikut di antaranya. 1. Materi pembelajaran Sekolah formal Materi pembelajaran full day school atau di sekolah formal biasanya telah ditentukan oleh pihak sekolah berdasarkan kurikulum pemerintah, dan Anda tidak bisa menolaknya. Pelajaran di sekolah formal umumnya diajarkan kepada anak semata agar ia bisa menyelesaikan ujian akhir di sekolah dengan baik. Homeschooling Pada homeschooling, orangtua dapat membuat atau memilih kurikulum berdasarkan pengetahuan yang sesuai dengan usia anak. Orangtua juga bisa meningkatkan materi belajar pada mata pelajaran yang dikuasai anak. Metode pembelajaran homeschooling juga tidak melulu fokus pada buku teks karena melibatkan banyak praktik. 2. Lingkungan tempat belajar Sekolah formal Saat belajar di sekolah formal, anak akan melalui proses belajar di lingkungan atau suasana yang cukup kondusif dengan fasilitas yang memadai, seperti layar LCD hingga laboratorium. Anak juga akan bertemu dengan guru dan teman-teman sebaya serta mengikuti aturan yang berlaku. Hal ini, sedikit banyak bisa memengaruhi pembentukan karakter anak. Homeschooling Perbedaan dengan sekolah formal, homeschooling memiliki kontrol penuh terhadap lingkungan belajar anak, baik di sekolah atau sesekali di tempat tertentu yang disepakati. Dengan homeschooling, Anda dapat membatasi atau memperkecil risiko gangguan belajar dan menyediakan waktu agar anak bersosialisasi setelah pelajaran usai. 3. Perhatian terhadap anak Sekolah formal Di sekolah formal, perhatian guru terbagi kepada seluruh anak dalam satu kelas. Satu orang guru harus menyampaikan materi dengan tepat agar anak dengan karakteristik dan kemampuan berbeda bisa memahaminya. Agar tidak tertinggal pelajaran, anak di sekolah formal harus bisa mandiri dan berusaha mengejar materi sendiri atau dengan bantuan teman-temannya. Homeschooling Berbeda dengan sekolah formal, hanya akan ada satu tutor untuk satu murid dalam homeschooling. Artinya, perhatian tutor atau pengajar hanya akan tertuju pada anak Anda. Saat anak tidak memahami mengenai suatu materi, ia bisa segera memberi tahu pengajar, sehingga anak akan diberikan pemahaman sampai benar-benar mengerti. 4. Perkembangan sosial anak Sekolah formal Belajar di sekolah formal dapat membantu meningkatkan perkembangan sosial anak. Bukan cuma itu, anak pun menjadi lebih mandiri dan belajar menghargai orang lain. Sebab, ia bertemu dengan banyak orang, termasuk guru dan teman. Anak juga diajarkan untuk bisa berkompetisi dalam satu kelas dan berlomba-lomba mendapatkan nilai terbaik. Homeschooling Anak mungkin akan lebih sulit mendapatkan pengalaman bersosialisasi saat sekolah di rumah. Bahkan, teman belajarnya kemungkinan hanya saudara yang tinggal satu rumah dengannya. Maka dari itu, Anda juga harus membantu meningkatkan kemampuan sosial anak. Misalnya, membiarkan anak ikut bergabung di dalam komunitas atau les yang sesuai dengan hobinya. 5. Kesehatan dan keamanan anak Sekolah formal Pergi ke sekolah setiap hari membuat orangtua harus siap dengan berbagai risiko kesehatan, termasuk kemungkinan tertular virus dan bakteri dari luar. Meski lingkungan sekolah tampak bersih, sayangnya, Anda tidak tahu apakah anak memiliki kesadaran penuh untuk selalu menjaga kebersihan diri selama berada di luar rumah. Belum lagi dengan bertemunya banyak orang di sekolah, ia mungkin saja mengalami penyakit infeksi pada anak yang rentan seperti cacar, flu, dan lain-lainnya. Homeschooling Jika anak belajar dari rumah atau homeschooling, Anda bisa menjaga kebersihan anak dengan lebih maksimal. Anda juga bisa selalu mengingatkan anak untuk menjaga kebersihan diri, seperti mencuci tangan sebelum makan. Ini bisa menjadi salah satu kelebihan homeschooling karena lebih efektif bagi Anda yang merasa khawatir dalam menjaga kesehatan dan keamanan anak. Jadi, apakah homeschooling pilihan yang baik untuk anak Anda? Sebagian orangtua mungkin masih ragu untuk menerapkan metode homeschooling pada anak. Namun, Anda tidak perlu khawatir karena ini merupakan metode belajar yang sah atau legal dan tidak sedikit anak yang telah menjalaninya. Meski begitu, Anda perlu mempertimbangkan banyak hal karena setiap anak akan merasakan pengaruh yang berbeda. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan apakah metode homeschooling dapat membantu anak belajar lebih baik. Ada beberapa faktor yang patut menjadi pertimbangan utama Anda untuk memilih homeschooling, seperti berikut ini. 1. Disabilitas pada anak Anak yang memiliki disabilitas, khususnya fisik, mungkin akan kesulitan belajar sesuai dengan kebutuhannya di sekolah formal karena waktu dan sumber belajar yang terbatas. Homeschooling mungkin adalah pilihan yang tepat bagi anak disabilitas karena ia bisa belajar sesuai dengan kapasitasnya, dan Anda bisa mengawasi anak tanpa rasa khawatir. 2. Orangtua kerap pindah lokasi kerja Memiliki orangtua yang sering pindah kerja ke berbagai daerah atau negara membuat anak perlu beradaptasi berulang kali di sekolah barunya, karena ia harus ikut pindah sekolah. Dalam kondisi seperti ini, homeschooling mungkin menjadi pilihan tepat. Dengan begitu, anak Anda bisa melanjutkan sekolah secara normal dari mana pun. 3. Kegiatan anak yang padat Banyak anak yang sudah bisa memiliki kesempatan untuk berkarya dan mencetak prestasi di luar bidang pendidikan. Namun, tidak jarang hal ini membuat anak kesulitan mengikuti jadwal sekolah formal. Pada kondisi ini, Anda mungkin perlu mempertimbangkan pendidikan di rumah agar anak tidak melupakan kewajibannya untuk belajar. Persiapan yang diperlukan untuk homeschooling Jika Anda memutuskan homeschooling adalah pilihan yang tepat untuk anak Anda, maka ada baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu apa saja yang perlu dipersiapkan. Persiapan tersebut umumnya meliputi berikut ini. 1. Cari informasi sebanyak-banyaknya Meski sekilas terlihat santai, Anda sebaiknya tidak menyepelekan sistem pendidikan homeschooling karena akan menentukan kesuksesan anak pada masa depan. Jadi, pastikan Anda memahami sistem ini dengan baik. Penting untuk mencari dan mengumpulkan informasi sebanyak mungkin tentang metode sekolah di rumah ini. Anda bisa mencari informasi di buku, internet, mendatangi pusat kegiatan belajar yang menyediakan sistem ini, atau bertanya langsung ke orangtua lain yang sudah menjalankannya lebih dahulu. 2. Ajak anak berdiskusi Anak juga mungkin tidak dapat merasakan manfaat homeschooling jika tidak bisa menikmati prosesnya. Itu tandanya, pendapat dan persetujuan anak dalam menerapkan sistem pendidikan adalah hal yang penting. Oleh karena itu, jelaskan kepada anak tentang perbedaan homeschooling dan sekolah formal. Lalu, buatlah keputusan bersama untuk menerapkan sistem belajar ini. 3. Lihat kemampuan finansial keluarga Persiapan lain untuk memberikan pendidikan homeschooling untuk anak adalah urusan finansial. Anda tidak disarankan untuk memaksakan diri jika biaya sekolah di rumah ini tidak sesuai dengan kondisi finansial keluarga. Masalahnya, biaya homeschooling amat bervariasi. Hal ini biasanya tergantung pada program yang dirancang untuk anak dan tenaga pengajar atau tutor yang digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar. Jika keuangan Anda terbatas, mungkin Anda bisa memilih metode sekolah di rumah yang disediakan oleh PKBM Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat. Sebaliknya, jika keuangan Anda cukup mapan, sistem sekolah di rumah dengan kurikulum internasional dan bantuan tenaga pengajar dari luar bisa dipertimbangkan. Buatlah pilihan yang bijak dan paling sesuai dengan situasi dan kondisi, termasuk keuangan Anda. Kesimpulan Keputusan untuk menyekolahkan anak di sekolah formal atau di rumah ada di tangan Anda sebagai orangtua. Jangan lupa untuk menanyakan pendapat anak apa yang ia inginkan. Jika anak sangat menginginkan untuk menempuh pendidikan di sekolah formal, jangan memaksanya untuk homeschooling, begitupun sebaliknya. Kunci utamanya adalah bagaimana Anda sebagai orangtua mampu mengomunikasikan kebutuhan dan kemampuan anak pada pengajar, baik di sekolah maupun rumah.
Lingkungan belajar menjadi hal yang berpengaruh terhadap pembelajaran anak. Dimana lingkungan belajar yang kondusif menjadi faktor penting untuk memaksimalkan kesempatan belajar bagi anak. Lingkungan belajar yang dimaksud yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan kondusif artinya kondisi yang benar-benar nyaman serta mendukung kegiatan belajar proses pembelajaran yaitu interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadilah proses informasi menjadi keterampilan, pengetahuan dan sikap pada diri anak sebagai hasil dari proses belajar menurut Saroni 2006 dan Kusmoro 2008, terdiri dari dua hal utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik merupakan sarana fisik yang berada di sekitar siswa saat belajar. Contoh sarana fisik yang ada di lingkungan sekolah yaitu, ruang kelas belajar di sekolah sarana dan prasarana kelas, pengudaraan, alat atau media belajar, pencahayaan, pewarnaannya, pajangan hingga lingkungan sosial merupakan kondisi atau situasi interaksi yang terjadi saat proses pembelajaran, mulai dari pola interaksi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru, siswa dengan sumber pembelajaran dan lainnya. Untuk menciptakan lingkungan sosial yang baik, maka diperlukan interaksi yang proporsional antara siswa dengan guru ketika kegiatan pembelajaran belajar dapat diciptakan sedemikian rupa untuk menumbuhkan minat atau memotivasi anak dalam melaksanakan kegiatan belajar. Lingkungan belajar harus difasilitasi untuk merefleksikan ekspektasi tinggi dalam meraih kesuksesan anak secara individu. Lingkungan belajar juga menjadi situasi yang dapat direkayasa oleh guru untuk mengefektifkan proses atau lingkungan pembelajaran yang kondusif wajib diterapkan, untuk memaksimalkan kegiatan belajar mengajar. Lalu, bagaimana cara menciptakan lingkungan yang kondusif?7 Tips Membangun Lingkungan yang Kondusif dalam PembelajaranLingkungan pembelajaran yang kondusif memang tidak tercipta dengan sendirinya. Meskipun begitu, tidak menutup kemungkinan lingkungan ini dapat direalisasikan dengan baik. Berikut ini merupakan 7 tips membangun lingkungan yang kondusif dalam pembelajaran, di antaranya yaitu1. Menata Ruang Kelas BelajarUntuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang kondusif, diperlukan penataan ruang kelas yang baik dan tepat. Pasalnya ruang kelas merupakan lingkungan utama untuk menciptakan kegiatan belajar dan mengajar yang menyenangkan. Ruang belajar yang bersih, nyaman dan tertata dengan rapi akan mendukung pembelajaran lebih ruang kelas merupakan tugas bersama antara siswa dengan wali kelas yang bersangkutan. Pihak sekolah juga bisa berkontribusi untuk menciptakan lingkungan yang kondusif, misalnya dengan mengadakan lomba kebersihan kelas secara berkala. Perlombaan tersebut memacu anak untuk menciptakan ruangan kelas yang bersih, rapi dan ruang kelas bukan hanya menjajarkan kursi dan meja dengan teratur, melainkan melengkapinya dengan administrasi kelas, seperti denah tempat duduk, jadwal pelajaran, struktur kelas dan lain sebagainya. Tambahkan juga beberapa aksesoris di dinding kelas untuk menciptakan suasana yang menyenangkan, misalnya dengan menempelkan lukisan hasil siswa atau kalimat positif yang memotivasi belajar Belajar dan MengajarSetelah menciptakan ruang kelas yang kondusif, selanjutnya yaitu menciptakan suasana belajar dan mengajar yang menyenangkan. Ada beberapa faktor yang mendukung suasana belajar dan mengajar lebih menyenangkan, mulai dari cara mengajar guru, mood siswa, lingkungan dalam kelas dan lainnya. Meskipun begitu, guru berperan penting untuk menciptakan suasana yang menggairahkan dan memacu siswa semangat yang simpatik dan demokratis memungkinkan suasana belajar yang kondusif tercipta. Dimana hasil belajar siswa dihargai, sehingga siswa tidak takut merasa salah ketika menjawab pertanyaan atau bertanya kepada belajar dan mengajar yang menyenangkan membuat siswa menjadi semangat belajar dan pembelajaran akan lebih bermakna. Sehingga, pembelajaran tidak selalu dinilai dari perolehan angka yang Luar KelasMeskipun siswa melakukan kegiatan belajar mengajar di dalam kelas, namun lingkungan luar kelas juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran siswa. Lingkungan luar kelas yang kondusif membuat siswa belajar dengan baik, namun sebaliknya, jika lingkungan luar tidak kondusif dan terjadi masalah maka konsentrasi siswa akan menciptakan lingkungan sekolah yang baik, diperlukan kerjasama yang baik antar pihak yang bersangkutan mulai dari siswa, guru, kepala sekolah, staff hingga petugas pembersihan. Bangunlah komunikasi yang baik dengan pihak yang terkait. Lingkungan sekolah juga menjadi acuan penilaian kualitas sekolah, sehingga harus dijaga dengan Komunikasi dan Hubungan SosialKegiatan belajar mengajar yang dilakukan di ruang kelas bersifat intern, di mana guru memiliki wewenang penuh untuk menjalankan proses pembelajaran yang sedang berlangsung. Hal tersebut tidak akan berjalan dengan baik, tanpa didasari komunikasi serta hubungan sosial yang harmonis antara siswa dan yang efektif selama proses pembelajaran akan mengurangi terjadinya perilaku menyimpang yang dilakukan oleh siswa selama belajar. Selain itu, komunikasi yang baik membuat waktu belajar Menjadi guru yang menyenangkanSetelah menciptakan komunikasi yang baik, seorang guru juga harus mampu mengajar murid dengan menyenangkan. Peran guru bukan hanya mengajar siswa, melainkan menjadi orang tua siswa di sekolah, menjadi pendengar yang baik, menjadi penasihat, mendengarkan keluh kesah anak, memberi solusi, saran atau pendapat dan lain sebagainya. Ada baiknya jika guru mengurangi sikap otoriter dalam mengajar, agar siswa merasa nyaman dan tidak tertekan saat satu cara yang bisa dilakukan guru untuk membangun komunikasi dengan baik terhadap siswa yaitu dengan memberikan nasihat saat dibutuhkan. Nasihat menjadi cara yang bijaksana untuk menyentuh hati siswa agar Ia mau merubah perilaku lebih baik. Dengan nasihat yang tepat, maka siswa akan sadar peran dan tugas yang harus dijalankannya, sehingga ia akan berubah menjadi lebih baik dan melaksanakan kewajibannya sebagai pelajar serta menjadi orang yang bertanggung pembelajaran bisa lebih menyenangkan, ada baiknya jika guru tidak terlalu serius dalam mengajar, sisipkanlah beberapa candaan yang bisa mengurangi kejenuhan siswa. Sehingga siswa akan lebih nyaman saat belajar dan tidak terkesan kaku atau Tips Menjadi Guru yang Banyak Disukai MuridMenjadi seorang guru yang disukai murid di zaman milenial sekarang tantangannya cukup sulit. Ada beberapa tips menjadi guru yang bisa membua muridnya Kurniasih6. Membiarkan Siswa BerkreasiCara membuat lingkungan belajar yang kondusif selanjutnya yaitu dengan membiarkan siswa berkreasi sesuai imajinasinya. Seperti yang diketahui, guru merupakan fasilitator, mediator, motivator dan katalisator yang mendukung pembelajaran tidak boleh bersifat otoriter dan menguasai pembelajaran, tetapi guru harus berani memberikan kesempatan kedua untuk siswa terus berkreasi. Selain itu, guru juga harus memberikan apresiasi kepada siswa yang telah berkreasi. Agar siswa merasa senang dan semangat untuk berkreasi kembali7. Menyepakati Aturan BersamaUntuk menciptakan kelas kondusif, guru harus bisa memberikan aturan yang disepakati oleh siswa. Sehingga siswa tidak bisa membuat keributan di kelas yang membuat suasana belajar tidak kondusif, karena telah membuat aturan yang disepakati. Berikan hukuman ringan bagi siswa yang melanggar peraturan sesuai dengan kesepakatan bersama, misalnya dengan membersihkan ruangan kelas, menghafalkan materi pelajaran dan lain Tipe Guru Mengajar di Depan KelasTentunya setiap guru memiliki karakternya masing-masing. Masing-masing tentu punya gaya mengajar tersendiri. Meski memiliki cara yang berbeda, para guru punya tujuan yang sama. Setiap guru tentunya ingin semua peserta didiknya mendapatkan pendidikan terbaik dan sukses di masa yang akan KusumawardaniItulah beberapa penjelasan singkat mengenai lingkungan pembelajaran serta cara menciptakan lingkungan belajar yang kondusif. Pasalnya lingkungan belajar yang kondusif membuat kegiatan belajar mengajar lebih bermakna dan menyenangkan.
Belajar adalah aktivitas sehari-hari anak yang dapat menambah pengetahuan. Pada diri setiap anak terdapat metode belajar yang berbeda-beda. Ada anak yang belajar sembari bermain, mendengarkan musik, dan lain-lain namun ada juga anak yang belajar di tempat yang sepi dan sunyi. Perbedaan tersebut wajar karena setiap anak mempunyai karakter yang berbeda, namun hal yang menjadi permasalahan saat ini adalah anak tidak mau belajar. Lantas, bagaimana cara orang tua untuk membujuk anak agar mau dan suka belajar? Artikel ini akan menjawab keresahan tersebut. Penyebab utama anak enggan untuk belajar bermacam-macam. Metode yang kurang tepat dapat menjadi penyebab kebosanan dan malas untuk belajar pada anak. Anak kinestetik tidak bisa belajar dengan metode diam dan sunyi, ia harus bergerak atau bisa belajar dengan bermain. Oleh karena itu, orang tua harus mengetahui penyebab anak enggan untuk belajar dan metode yang cocok untuk anak belajar. Penyebab Anak Malas Belajar Ilustrasi anak tidak mau belajar 1. Tidak suka dengan pelajaran Penyebab utama anak tidak mau belajar adalah pelajaran yang tidak disukainya. Ada anak yang tidak suka dengan pelajaran matematika karena rumit dengan berbagai rumus, namun bukan berarti anak tersebut bodoh barangkali ia menyukai pelajaran lain seperti bahasa inggris. Tidak jarang juga akibat tidak suka pelajaran membuat anak sering menangis di sekolah lantaran dipaksa untuk menyukainya. Oleh karenanya, orang tua harus tahu pelajaran apa yang tidak disukainya, kemudian mencari metode yang mengasikan agar anak perlahan menyukainya. 2. Konsentrasi yang sulit Sering terjadi. Anak tidak mau belajar akibat kesulitan dalam berkonsentrasi. Setiap anak mempunyai daya konsentrasi yang berbeda-beda. Ada anak yang mempunyai daya konsentrasi tinggi sehingga tidak mudah terganggu lingkungan sekitar. Namun, ada juga anak yang konsentrasinya rendah sehingga mudah terganggu oleh lingkungan sekitar. Jika anak dalam kondisi seperti itu orang tua harus mempunyai jangka waktu belajar anak. Mulai mengatur jam belajar yang tidak terlalu lama tapi masih efektif. Baca Penyebab anak kurang konsentrasi belajar 3. Terganggu oleh handphone HP Ini yang masalah yang paling sering terjadi. Anak tidak mau belajar karena kecanduan gadget. Teknologi saat ini sudah sangat canggih, berbagai permainan yang ada HP terkadang membuat malas untuk belajar. Anak lebih tertarik dengan gambar dan suara yang ada di HP. Untuk mengatasi hal tersebut, orang tua sebaiknya membatasi penggunaan gadget untuk anak dan berikan waktu untuk belajar. Perhatikan dan pelajari tingkah laku anak. Apakah ada ciri-ciri anak kecanduan gadget. Minta kesepakatan pada anak, misalnya jika sehari tidak belajar, tidak boleh bermain HP. Baca artikel kami tentang Kenali ciri dan tips agar anak tidak kecanduan gadget di rumah. 4. Mempunyai masalah Terkadang anak tidak mau belajar karena semangat belajar yang menurun. Barangkali semangat menurun karena anak mempunyai masalah dengan teman di sekolah atau merasa tertekan di rumah. Orang tua mesti pandai-pandai untuk mencari tahu penyebabnya. Berikan waktu luang untuk anak berbagi cerita tentang apa saja yang sedang dialaminya. 5. Tidak ada sosok panutan Anak-anak sangat senang meniru tingkah laku orang tua atau orang yang lebih dewasa. Anak akan merasa malas bahkan tidak mau belajar karena tidak ada panutan. Sebaiknya orang tua memberikan contoh yang baik seperti tidak bermain HP di depan anak, membaca buku, atau sekedar menceritakan pengalaman-pengalaman menarik. Metode belajar anak yang Dipaksakan Setiap anak mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda. Orang tua mesti paham metode apa yang cocok diterapkan sehingga kebiasaan anak tidak mau belajar perlahan hilang. Lalu, apa saja tipe belajar pada anak? Audio Gaya belajar ini memahami materi dengan cara mendengarkan. Perhatikan bagaimana anak membaca, jika anak membaca dengan cara mengucapkannya keras-keras materi, berarti ia mempunyai tipe belajar audio. Untuk mengetahui gaya belajar ini, cobalah orang tua memberikan soal dengan cara menceritakannya dan anak diminta untuk mendengarkannya. Setelah itu, anak diminta menceritakan kembali pada sebuah kertas. Visual Tipe belajar yang selanjutnya adalah visual. Gaya belajar ini lebih tergantung pada alat peraga seperti gambar, grafik, tabel, dan film. Anak tipe ini akan mudah menangkap pelajaran dengan menyaksikan sesuatu. Ia akan merasa kesulitan jika hanya mendengarkan, matanya akan sering disibukkan dengan objek tertentu. Ketika mengingat sesuatu, ia akan memejamkan mata. Jika anak memiliki model belajar seperti ini, cara belajarnya dapat berupa diagram pohon atau grafik yang di dalamnya sudah disisipkan materi. Selain itu, orang tua juga bisa mencari gambar-gambar yang sesuai dengan materi di internet. Di buku catatan anak bisa juga ditambahkan warna untuk lebih mudah mengingat materi. Kinestetik Model belajar kinestesik adalah gaya belajar di mana ia harus menggerakkan badan. Cara seperti ini biasanya dimiliki oleh anak yang lebih gemar langsung praktik dari pada teori, misalnya belajar di lapangan, laboraturium, atau bermain game. Anak yang mempunyai tipe seperti ini biasanya ia suka belajar sembari jalan-jalan, menggunakan gaya bahasa badan. Saat anak sedang membaca biarkan ia menunjuk dengan jarinya kata demi kata. Biarkan ia membaca sambil berjalan atau menggerakkan tangan. Tetap berikan batasan waktu agar ia mempunyai target dalam membaca misalnya 20 menit. Kombinasi Metode belajar kombinasi adalah metode belajar yang menggabungkan dua metode di atas. Anak suka belajar dengan membaca keras-keras sambil jalan-jalan atau menggerakkan kaki. Tipe seperti itu berarti anak mempunyai model belajar audio dan kinestetik yang dinamakan kombinasi. Baca juga Si Kecil Sangat Aktif? Tidak Perlu Marah, Begini Tips Mengatasi Anak tidak Bisa Diam Orang tua harus memahami sejak dini bagaimana model belajar anak. Jika orang tua sudah memahami modal belajar anak, ia akan dengan mudah menggali potensi yang ada pada diri anak tersebut. Namun, apabila orang tua kurang mengerti bahkan sampai keliru memilih gaya belajar, anak akan mudah bosan dan malas. Untuk mengatasi hal tersebut, berikut ini tips untuk mengatasi anak yang malas dalam belajar Tips Mengatasi Anak Tidak Mau Belajar dengan Cara yang Efektif ilustrasi Nangis – cara mengatasi anak tidak mau belajar Orang tua mempunyai peran penting untuk mengatasi anak yang malas dalam belajar. Kesabaran dan keuletan dalam membimbing anak dalam belajar sangat dibutuhkan. Komunikasi yang baik menjadi hal utama karena dengan begitu orang tua akan memahami penyebab dan mengetahui cara mengatasi kenapa anak tidak mau belajar. Ada beberapa langkah mengatasi anak malas belajar yang dapat menjadi rekomendasi orang tua, yaitu Membangun komunikasi yang baik dengan anak Sebelum anak memulai belajar, orang tua harus berbicara terlebih dahulu kepada anak. Berikan ia pengertian bahwa belajar adalah sesuatu yang penting untuk menunjang masa depannya. Berikan peluang untuk anak berbicara, apakah ia ingin belajar bersama ibunya atau ingin les bersama teman-temannya. Komunikasikan pada anak, ingin belajar pada waktu kapan dan di mana. Bantu anak untuk menyusun sistem belajarnya sendiri Libatkan anak dalam menyusun jadwal belajar, merapikan tempat belajar, dan menyiapkan perlengkapan belajar. Berikan pemahaman juga bahwa setelah selesai belajar, tempat belajar harus rapi seperti semula. Adanya keterlibatan tersebut akan memunculkan rasa tanggung jawab pada anak. Menghargai proses belajar anak daripada hasil Orang tua cenderung melihat hasil daripada usaha anak. Kekecewaan orang tua terhadap hasil nilai ujian akan berdampak pada sakit hati sang anak. Ia akan merasa tidak mampu dan bodoh di hadapan orang tua. Dampaknya, anak tidak mau belajar keras lagi saat akan ujian karena dia atau hasilnya seperti apapun akan tetap dimarahi. Sikap orang tua dalam menghadapi situasi semacam itu adalah memberikan apresiasi dan dorongan kepada anak agar ia lebih semangat dalam belajar. Demikian penjelasan yang berkaitan dengan anak tidak mau belajar. Semoga dapat menjadi pengetahuan dan informasi untuk lebih bijak dalam mengatasi permasalahan dalam belajar anak. Sekian dan terima kasih. Ditulis oleh Anggita Lusi Anggraini – Editted 15/06/2021 by IDNarmadi.
anak tidak belajar sesuai dengan jadwal belajar yang telah disepakati